Apakah Anda bisa sudah mengetahui bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan kerja baru dengan cepat?
Iya… memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan kerja baru ini akan menjadi hal penting untuk segera Anda kuasai sehingga Anda mampu menjadi pribadi mandiri, percaya diri, handal dan figur dalam kemampuan mengelola kepribadian bagi lingkungan Anda nantinya.
Kami ulas dari sebuah eksperimen katak yang tidak melompat, dan hal ini rupanya hanya sebuah dongeng belaka, atau memang pernah terjadi. Sepanjang yang saya telusuri, katanya memang benar-benar dilakukan oleh para ahli biologi pada abad ke-19.
Mungkin spesies yang dijadikan bahan penelitian berasal dari jenis tertentu yang memang tidak ditemukan lagi hari ini. Yang jelas, ahli biologi di zaman modern telah melakukan eksperimen yang sama, dan ternyata sang katak melompat!
Jadi sebenarnya tentang apakah percobaan melompat dan tidak melompat ini? Yaitu tentang kemampuan seekor katak dalam beradaptasi dengan lingkungannya. Konon, beberapa jenis katak di zaman dahulu adalah hewan yang sangat pandai menyesuaikan diri.
Maka para ahli biologi, tentu saja di masa silam, meletakkan seekor katak dalam sebuah panci terbuka berisi air dingin. Lalu panci itu mulai dipanaskan perlahan-lahan. Saat air mulai sedikit tidak dingin, sang katak tetap tenang di dalam panci.
Tentu saja karena sang amfibi itu juga menaikkan suhu tubuhnya sesuai suhu air. Lantas suhu air mulai suam-suam kuku, namun katak tetap dalam kondisi tenang. Yang ia lakukan hanya menaikkan suhu tubuhnya menjadi suam-suam kuku pula.
Bahkan ketika air menjadi hangat, hewan tersebut menunjukkan kepandaian adaptasinya. Ia hanya perlu menaikkan suhu tubuhnya menjadi hangat saja. Dengan nyamannya ia merasa tidak ada perlunya melompat keluar panci.
Semakin lama air dalam panci semakin panas. Dan sudah terlambat bagi sang katak untuk menyadarinya. Temperatur air sudah terlampau tinggi, melebihi ambang batas yang mampu ia sesuaikan. Sang Amfibi tersebut tidak bisa melompat, karena panci yang panas tidak bisa ia jadikan pijakan lagi sedangkan air pun sudah terlampau mendidih, akhirnya sang Amfibi tersebut pun mati kepanasan di tengah-tengah air mendidih.
Jadi penyebab kematian si katak tersebut karena ia tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk melompat, ia terlalu berlama – lama dalam bertindak karena merasa masih bisa menahan, padahal ia sangat punya banyak kesempatan, tetapi selalu saja merasa belum perlu untuk bertindak yang akhirnya membawa ia pada kebinasaan.
Walau percobaan ini perlu dibuktikan kebenarannya, namun pemahamannya dapat dimaklumi adalah benar bahwa sebagian orang tidak tahu kapan batas waktu yang tepat untuk berubah. Ia punya banyak waktu & kesempatan, tetapi selalu saja merasa belum perlu untuk bertindak. Orang seperti ini disebut mengalami Boiling Frog Syndrome.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman dalam surat Al-A’raf ayat 34 :
وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu. Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya.“
Sindrom seperti ini obatnya adalah dengan bergegas, bersegera, terutama untuk Anda pekerja baru, menguasai cara beradaptasi dengan lingkungan kerja baru akan sangat berperan penting dalam perkembangan karir Anda nantinya.
Sebagai seorang Muslim, Anda pastinya faham bahwa setiap waktu punya hak sendiri terhadap setiap pekerjaan. Tunaikanlah hak waktu tersebut. Jangan merampas hak dari waktu, karena seorang muslim yang baik adalah mereka yang pandai memenuhi hak dan kewajiban.
Anda sebagai penggelut diri dalam sebuah pekerjaan kantoran bahkan hingga kuli kasar, terlebih lagi Anda seorang pengusaha, kecepatan menganalisa dan bertindak cepat, akan menjadi hal WAJIB Anda lakukan sesegera mungkin guna meraih percepatan hasil yang diinginkan.
Jadi saat ini, Anda sudah tahu kan bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungan kerja baru di manapun Anda berada, baik Anda seorang pekerja ataupun pemberi kerja, sama – sama wajib melakukan hal yang sama.