Bang Moda (Calon) Juragan Soto Yang Pantang Menyerah

ALKISAH .. BANG MODA (CALON) JURAGAN SOTO YANG PANTANG MENYERAH

Karena sepotong gagal, tak lebih dari sepotong puzzle. Jika potongan demi potongan puzzle itu kita rangkai dengan benar, maka akan membentuk satu gambar sempurna yang indah.

 

pantang menyerah

Suatu kisah, Bang Moda calon juragan soto yang pantang menyerah dan Bang Midan yang keduanya hobi ngopi di warung depan gang sambil makan gorengan.

Kali ini, Bang Moda lagi getol memasak soto betawi sambil bergonta-ganti resep. Pasalnya, ia kepikiran pengen bikin usaha soto tahun depan.

Suatu hari ia bawa soto buatannya pada Bang Midan,

“Gimana menurut Abang rasanya? Ada yang kurang gak?”

“Masih jauh dari kata enak Da! Kuahnya kaga gurih!”

Bang Moda senang mendapat masukan seperti itu. Justru ia memang mencari komentar-komentar seperti ini untuk menyempurnakan masakannya sebelum ia jual kepada publik.

Lain waktu, ia kirim soto itu dalam rantang kepada Mpok Midah sambil minta pendapatnya,

“Dagingnya masih alot Bang! Kurang lama nih Abang ngerebus dagingnya, udah gitu bumbunya kaga nyerep!”

Begitulah kegagalan demi kegagalan soto versi uji coba Bang Moda dikritik oleh tetangga-tetangganya,

“Irisan kentangnya kegedean! Empingnya dikit amat?”

“Jangan pakai tomat muda, ngerusak rasa! Kecapnya juga pilih-pilih merk yang pas buat soto, yang namanya kecap itu cocok-cocokan!”

Luar biasa girangnya Bang Moda ketika kritik itu datang terus-menerus, dengan demikian ia semakin tahu di mana kekurangan resepnya. Kegagalan demi kegagalan soto uji cobanya inilah yang akan mengantarkan ia menuju cita rasa soto yang sempurna.

Sungguh, Bang Moda emang top dah! Ia baru saja mengajarkan kepada kita untuk mencintai kegagalan.

Seandainya Bang Moda sudah keburu menyerah gara-gara kegagalan yang ia alami, bisa-bisa ia termasuk dalam golongan orang-orang yang disebut dalam surat Al-Hajj ayat 11 ini,

وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَعْبُدُ ٱللَّهَ عَلَىٰ حَرْفٍ ۖ فَإِنْ أَصَابَهُۥ خَيْرٌ ٱطْمَأَنَّ بِهِۦ ۖ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ ٱنقَلَبَ عَلَىٰ وَجْهِهِۦ خَسِرَ ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةَ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلْخُسْرَانُ ٱلْمُبِينُ

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah seperti berada di tepi (bukit). Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu kegagalan, berbaliklah ia ke belakang (seolah-olah jatuh ke jurang). Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.”

Mari kita berfikir positif, seperti yang di kisah Bang Moda, calon juragan soto yang pantang menyerah. Terus berkarya positif dengan berharap positif kepada Allah SWT.